Jumat, 26 Desember 2008

TEMAN BARU, TEMAN LAMA AGAK DILUPAKAN

Kalau kata orang ada teman baru, teman lama jangan dilupakan, justru saya merasa ada teman baru, teman lama agak dilupakan.

Pasalnya baru-baru ini untuk keperluah pekerjaan istri saya memperkenalkan saya teman baru yang bernama Face Book (FB)

Bayangkan saja saya mulai mendaftar dan memulainya tanggal 18 Desember 2008. sampai hari ini tanggal 27 Desember 2008 saya sudah mempunyai hampir 250 teman dan bisa berinteraksi dengan semuannya, kebanyakan adalah teman-teman lama saya sewaktu SMP (tahun 1987), SMA (tahun 1990), UI (masuk 1990), dan teman kerja.

itu artinya dalam satu hari saya bisa behubungan dan menjalin pertemanan kembali dengan 10 teman lama saya. bisa berinteraksi, melihat foto, chating, membagi kenangan/memori, informasi, bisnis, dll dengan teman yang sudah tidak ketemu 20 tahun yang lalu, yang tidak mungkin dilakukan secara manual (telpon, janjian ketemuan, dll) hanya dengan membuka fb

saking asiknya kami betah membuka fb dari pkl. 21.00 s/d 03.00.

fb adalah generasi ke-6 media komunikasi yaitu secara mobile & personal
menunjukan era keterbukaan, bayangkan jika kita menulis, semua teman bisa mengetahuinya
cocok untuk semua orang apalagi yang tidak biasa berkomunikasi secara langsung(ngomong) bisa curhat di fb

menjalankan sunah rasul dan sebagai ibadah, karena bisa saling bersilaturahmi dengan media yang lain.

karena ada fb teman baru maka blogspot sebagai teman lama agak dilupakan...

How About You?

Senin, 20 Oktober 2008

CARA MEMANDANG (draft)

Pagi itu aku tiba di kantor pukul 08.00

Tak sengaja ketemu dengan Den Bagus di toilet lobby 2,Den Bagus adalah salah seorang kolegaku dari sales admin support yang tugasnya membuat penagihan atas order iklan dari klien, dipanggil den mungkin karena dia keturunan ningrat/raden atau mungkin karena memiliki sifat seperti pak raten...he..he..he, who knows?

wah tumben gus dateng pagi
enak aja aku sekarang selalu pagi
masak sih biasanya kan lu telat melulu
wong aku tinggal dekat sini, di kemanggisan, jadi cepat nyampe kekantor paling cuma 15 menit
oh gitu pantesan aja lu dateng pagi wong rumahmu dekat, kataku sambil mencari pembenaran atas keterlambatanku selama ini

loe keliatan kurusan ya mur
masa iya sich
iya
mungkin karena kerja keras jadi pengaruh ke berat badan
oh gitu yach, kalau aku sekarang tambah gemuk nich.
iya karena loe khan baru kawin, nanti juga loe seperti aku..he.he.he

Setelah pertemuan yang singkat itu, saya lalu berfikir, kenapa kok Den Bagus bisa bilang kalau saya sekarang tambah kurus, padahal baru kemaren kolega yang lain bilang saya tambah gemuk.

pernah suatu hari saya bertemu dengan 2 orang kolega saya di kantor, dia bilang kok saya tambah gemuk saja, saya bilang karena tidak olah raga, banyak ngemil, dlsb.

Namun ditempat yang berbeda, waktu yang berbeda, dengan kolega yang berbeda, saya dibilang tambah kurus, saya bilang mungkin karena saya kerjanya terlalu keras, lupa makan, stress dll.

mungkin bagus sebelum ketemu dengan saya, dia bertemu dan melihat orang-orang yang lebih gemuk sehingga sewaktu bertemu melihat saya lebih kecil dari orang yang dia liat sebelumnya

atau lama tidak bertemu dan pada pertemuan terakhir dibanding dengan pertemuan saya pagi ini saya terlihat lebih kurus (tapi kenyataannya sich berat badan saya tetap selalu)

atau perasaaan respek dia karena sudah saya tegur sapa dengan ramah pagi itu mempengaruhi cara pandangnya, sama seperti jika kita suka dengan seseorang (respek maupun tertarik) maka kita akan melihat orang tersebut baik saja adanya.

atau saya memang lebih kurus, karena beberapa hari ini menjalani puasa syawal.

Tapi buat apa pusing atas pro kontra komentar orang atas diri kita, yang lebih penting lagi adalah bagaimana berbuat yang terbaik dan menjadi yang terbaik hari ini.

How About You ?

BANGUN PAGI KU TERUS MANDI(draft)

Pagi ini Saya tiba di kantor pukul 8.00 WIB. rekor baru untuk waktu terpagi dalam 3bulan belakangan ini. biasanya saya sampai setelah jam yang seharusnya mulai kerja yaitu 09.30.
Entah kenapa selama 3 bulan terakhir ini ada saja yang selalu menghambat saya untuk dapat tiba sepagi itu. entah terlambat karena harus mengantar anak kesekolah karena penjaganya belum tiba dari mudik, mengantar istri ke kantornya terlebih dahulu di Sudirman agar isri tidak terlambat tiba di kantornya atau agar lebih hemat biaya transportasi, karena terlambat bangun tadi malam mengerjakan sesuatu sampai dini hari, atau karena hanya karena menonton debat president Amerika yang disiarkan secara live pagi-pagi. pokoknya selalu terlambat.

Padahal banyak nasehat dan manfaat untuk bangun pagi seperti :
rejeki datangnya pagi hari
udara pagi baik untuk kesehatan
bangun pagi biar bisa olahraga
sholat subuh baik untuk rejeki
udara pagi segar dan baik untuk kejernihan pikiran
kerja lebih cepat dan baik di pagi hari
dll, tapi tetap saja tidak dapat mengubah kebisaan saya 3 bulan terakhir untuk datang terlambat ke kantor, mungkin karena bukannya saya tidak bangun pagi, tapi aktivitas pagiku yang kurang lebih pagi.

Memang yang ideal kegiatan pagi saya adalah seperti ini
04.30 bangun, ibadah,
04.45 olah raga sepeda/jogging (dur. 30 menit)
05.15 mandi, persiapan berangkat,sarapan, baca buku/majalah & nonton tv (berita)
05.45 berangkat bersama istri
07.15 sampai di kantor istri
08.15 sampai di kantor saya

karena dengan kegiatan seperti ini maka manfaat yang dapat diperoleh adalah
1. bangun lebih pagi dan beribadah
2. badan sehat dan pikiran selalu jernih karena berolah raga
3. informasi update dari majalah, buku & tv
4. hubungan suami istri harmonis karena selalu mengantar
5. istri tidak terlambat sampai dikantor sehingga karirnya akan lebih baik
6. saya tidak terlambat dikantor sehingga karir saya juga akan lebih baik
7. sampai dikantor lebih pagi, punya waktu untuk mendapat informasi terbaru melalui membaca koran, browsing internet dan berdiskusi dengan rekan kerja yang juga datang pagi hari.
8. komunikasi dengan istri jadi lancar karena akan selalu diskusi setiap pagi
9. dapat selalu mengupdate blog ini, dlsb

teorinya sich memang mudah, semudah saya menuliskan schedule kegiatan pagi itu di blog ini, kenyataannya memang membutuhkan keyakinan, kemauan, keinginan yang keras untuk mengimplementasikan secara terus menerus dan konsisten, hambatan yang akan muncul adalah terlambat sedikit saja, misalnya terlambat bangun atau terlambat berangkat 15 menit saja kemungkinan akan menjadikan saya terlambat tiba 30 atau 45 menit.

tapi terlepas dari hambatan-hambatan yang akan timbul, hal diatas merupakan tantangan bagi saya untuk melakukan sesuai dengan apa yang telah saya tuliskan.

How about You ?

Rabu, 10 September 2008

PAMER ITU MANUSIAWI

Malam itu saya pulang ke rumah bersama istri. Sejenak bersapa ria dan bercengkrama dengan Haikal dan Harits untuk menghilangkan rasa rindu, sebelum meneruskan aktivitasku menonton highlight acara TV. Istri mendekatiku dan mengatakan kalau Haikal tadi disekolah diledekin teman-temannya karena memakai baju muslim yang itu itu saja
"kok pake baju ini lagi kal....ini khan sudah sering dipake kemaren" ledek temennya, begitu cerita yani - manager haikal (pembantu yang bertanggung jawab atas Haikal) ketika aku konfirmasikan seperti apa sich ledekan teman Haikal disekolah.

Memang selama bulan Ramadhan ini anak-anak sekolah Al Azhar As Syifa Budi diminta untuk memakai baju muslim setiap harinya. Selama ini dikarenakan baju muslim itu hanya digunakan untuk lebaran saja, maka kami tidak banyak membelikan anak itu baju muslim cukup 2 saja, yaitu untuk digunakan pada hari pertama dan hari kedua lebaran, dan kebetulan jatah untuk membeli baju muslim untuk lebaran tahun ini setelah kami menerima THR, meskipun bukan berarti kami tidak mampu untuk membelikannya sebelum THR dibagikan, namun lebih karena nuansa belanja lebarannya lebih terasa apabila belanja setelah kami menerima THR, lebih afdol dan syahdu.

Sebetulnya 2 pasang baju yang dikenakan Haikal untuk ke sekolah itu bukanlah baju yang murah, baju itu termasuk baju yang bagus dan rada mahal, ini terbukti dengan kualitas bajunya yang meskipun setiap hari digunakan Haikal tapi masih tetap terlihat bagus dan awet, bukan karena kita pelit nggak pernah beliin Haikal baju,.....cuma memang dasar anak-anak nggak tahu mana yang mahal dan bagus. Khan lebih baik punya 2 baju bagus dibanding dengan 5 tapi jelek-jelek, bela istriku ketika kutanya apakah memang Haikal cuma punya 2 baju itu saja.
Tapi sebaiknya sich kita beliin lagi baju yang lain, kasian nanti dia jadi minder dan malu pergi kesekolah. saran istriku lagi.

Memangnya tidak ada guru yang mendengar Haikal di ledekin, tidak ada guru yang membela Haikal, tidak ada guru yang menasehati dan memarahi teman-teman Haikal yang ngeledek itu? tanya ku lagi.
Nggak ada pak... Jawab Yani, kalau ada pasti sudah dinasehati. ada sich teman yang membelanya, namanya Kaila. Dia yang mengajak haikal untuk tetap main dan tidak menghiraukan ledekan teman-temannya.
Aku tersenyum sejenak, karena berdasarkan laporan dari yani dan istriku, anakku memang senang berteman dengan Kaila.

Setelah di ledekin, apa reaksi Haikal mbak? apakah dia langsung diam menyendiri, malu, minder ? tanyaku lebih detail takut ledekan temannya itu berdampak pada psikologis anakku.
Ngaak sich pak, maen seperti biasa. jawab yani

Akhirnya kita putuskan malam itu meskipun waktu sudah menunjukan pukul 20.30, untuk pergi ke Giant yang katanya buka sampai jam 23.00 malam untuk membeli baju muslim Haikal. Sudah baur apa tujuan membuat keputusan itu, apakah kami buat semata-mata untuk menunjukkan kepada anak-anak itu kalau Haikal juga sebetulnya mampu untuk punya baju muslim yang dipakai berbeda setiap hari - Masak punya toko baju bayi dan anak tapi anak nya diledek tidak pernah ganti-ganti bajunya - kata hatiku. Atau juga semata-mata melindungi anak kami dari dampak psikologis efek ledekan teman-temannya, minder, pemalu, penyendiri, dlsb. Tapi yang jelas malam itu Haikal sangat gembira. Dia gembira karena kami dengan tiba-tiba membelikannya 2 baju muslim baru, baju dengan model dan warna yang dia pilih sendiri dan yang akan dipakai kesekolah keesokan harinya.

Saya bersyukur karena masih punya rejeki untuk membelikan Haikal baju baru itu, coba bayangkan bila hal ini terjadi pada orang yang tidak mampu, yang untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya saja sudah susah apalagi untuk beli baju baru, pasti ayah dan bundanya akan pusing tujuh keliling mencari pinjaman sana sini agar dapat membelikan anaknya baju baru, karena semua orang tua yang sangat sayang kepada anaknya seperti kami, akan berusaha mati-matian melakukan apa saja agar dapat memenuhi kebutuhan dan permintaan anaknya.

Saya lebih bersyukur lagi karena Haikal hanya diledek teman-temannya "kok bajunya itu-itu saja, nggak ganti-ganti" dan ledekan itulah yang menyebabkan kami terpaksa harus membelikan dia baju baru. Ccoba bayangkan kalau dia diledek "kok mobil yang dipake nganter sekolah cuma itu-itu saja, nggak ganti-ganti", pasti saat ini saya sedang jalan-jalan di showroom mobil dan terpaksa bolos kerja untuk membeli mobil baru...he..he..he


How about You?

Selasa, 19 Agustus 2008

SECINTA APAKAH ANAK KITA

Petang itu dalam perjalanan kami pulang ke rumah, di tol Bintaro - Serpong, tiba-tiba Hetti istriku bertanya " Nanti kalo sudah pada besar, anak kita Haikal sama Harits, sayang sama kita nggak ya?"

"Lho kenapa sich, kok tiba-tiba ngomong seperti itu?"
"Iya.... tadi aku di kantor ketemu customer, ibu-ibu yang saking sayangnya sama anak laki-lakinya, dia mau bela-belain berdiri ngantri di teller kartu kredit cuma untuk membayar hutang anaknya itu. katanya dia nggak mau anaknya terlilit hutang, katanya dulu dia tidak seperti itu, tidak punya utang. semenjak kawin dia berani utang di bank dan utangnya semakin banyak.

" wuaah.... enakk bener yang jadi anaknya, lho kamu kok nggak sekalian tanya ke Ibu itu apakah dia butuh anak angkat?" candaku sambil membayangkan hutangku yang mulai setinggi langit. Mungkin aku salah mengartikan kata-kata soekarno " Gantungkan cita-citamu setinggi langit" bukannya " Gantungkan utang-utang mu setinggi langit"

Kasian ya ibu itu, apakah anaknya tau pengorbanan yang dilakukan Ibu itu, bukankah seharusnya diusianya yang senja anaknyalah yang bela-belain ngantri atau bela-belain membelikan sesuatu agar Ibu itu senang dan bahagia, bukannya malah ngebayarin utangnya.

Apakah nanti kalau anak-anak sudah besar dan kita sudah tua, akan mengalami hal yang sama, atau kebalikannya? tanya istriku bertubi-tubi, tidak ingin pengalaman tadi siang itu terjadi pada kami.

Ketakutan-ketakutan seperti itu akhir-akhir ini memang sering menghantui pikiran kami, apalagi banyak berita di koran dan televisi bagaimana seorang anak berani kepada orang tuanya, khususnya Ibunya. hanya karena tidak diberi uang jajan, tidak dibelikan sepeda motor, sepeda dlsb mereka nekat menganiaya orang tuanya sendiri bahkan sampai meninggal.
apalagi gaya pergaulan anak-anak masa kini sudah mengalami perubahan, semakin kenalnya dengan dunia luar seperti internet, tv, media lainnya mau-tidak mau mendorong perubahan cara berkembang dan berfikir anak.

Dek.. udahlah, kita tidak tau kedepannya anak kita seperti apa, yang penting saat ini kita berusaha untuk mendidik dengan benar, yaa paling tidak cara mendidik yang menurut kita benar....

dek... lanjutku. Menurutku, ukuran kadar sayang dan cinta anak kepada kita, dapat diukur melalui kadar sayang dan cinta kita kepada Ibu dan Bapak kita. semakin besar rasa cinta kita kepada Ibu dan Bapak kita, akan semakin besar pula rasa cinta anak kepada kita. Dan rasa cinta kita kepada Ibu dan Bapak kita harus sama dengan rasa cinta kita kepada anak-anak kita.

Ingat nggak, waktu Haikal sakit panas atau sakit mata, waktu itu meski sudah jam 1 malam, kita bela-belain mengantar Haikal ke rumah sakit karena kita sangat khawatir. ingat nggak waktu Haikal pingin dibeliin ayam goreng malam-malam, karena lapar dan doyannya cuma itu, kita bela-belain muter-muter nyari warung nasi uduk yang masih buka demi mendapakan permintaanya. Hal itu kita lakukan tanpa kita sadari lho, kita lakukan semata-mata karena perasaan sayang kita sama Haikal dan perasaan bahagia apabila sudah dapat berusaha memenuhi kebutuhan Haikal.

Kalo perasaan yang sama itu muncul pada saat kita melakukan hal yang sama untuk Ibu dan Bapak kita.... insya allah.. cinta anak kepada kita sama besarnya dengan cinta kita kepadanya. karena hal itu terefleksi pada perasaan cinta kita kepada Ibu dan Bapak.

Tapi terus terang ya dek.....
Aku sangat sayang sama Haikal dan Harits....
aku biasakan dari awal untuk sering memeluk, mencium, mengelus dan mengungkapkan perasaan dan ucapan Ayah sayang sama Haikal atau I Love You pada saat telpon
Mungkin hal itu merupakan caraku agar nantinya Harits dan haikal tidak sungkan-sungkan untuk mengungkapkan rasa sayang dan cintanya pada kita.

mungkin sebagai kompensasi atas yang kurasakan selama ini, yaitu ucapan sayang secara langsung dari Bapak dan Ibuku. Aku yakin, beliau tidak mengucapkan secara langsung rasa sayang itu bukan berarti karena mereka tidak sayang dan cinta kepada ku, tapi semata-mata karena doktrin/ajaran dari orang tuanya atau lingkungannya waktu itu sehingga tidak dapat mengungkapkan perasaannya secara lisan dan terbuka dan menganggap ungkapan itu suatu hal yang biasa.

Adanya perbedaan latar belakang lingkungan dan budaya jawa yang selalu mengedepankan perasaan tidak enakan atau sungkan dan selalu harus memendam perasaan agar tidak jelek dinilai oleh orang lainlah yang menyebabkan kondisi ini terjadi, ajaran ini diteruskan oleh Bapakku sehingga hal itu menular kepada ku, aku jadi sungkan dan risih juga jika mengungkapkan perasaan sayangku dan cintaku pada Ibu dan Ayahku secara lisan.

sehingga melalui Blog ini aku coba untuk mengungkapkan bahwa "Hari sangat sayang sama Ibu dan Bapak"

Meskipun demikian sampai saat ini aku percaya bahwa Ibu dan Ayah sangat sayang kepada ku, tapi sebagai seorang anak aku juga ingin mendengar Bapak Bilang "Bapak Sayang lho sama Hari" secara langsung dari mulut Bapak, meskipun disadari bahwa sudah tidak mungkin karena Bapak telah meninggal.

Ungkapan perasaan itu menurutku ternyata sangat perlu, pernah dengar cerita, disuatu perusahaan seorang bos yang kebetulan menjabat sebagai direktur, direpotkan dan dibuat kalang kabut oleh rencana resign sekretarisnya. Sekretaris itu sudah bekerja sama selama 5 tahun dengan baik. Bos menyayangkan rencana sekretarisnya itu karena Dia menilai kinerja sekretarisnya sangat memuaskan, bisa kerja secara mandiri, teliti dan tegas, sehingga kegiatannya sebagai direktur sangat terbantukan. Akhirnya dipanggillah sekretarisnya untuk berbicara empat mata.

Tuti...aku mendengar kabar kalau kamu berencana resign untuk mengurus bisnismu sendiri, kok kamu lakukan mendadak? tahukah kamu kalau aku sebetulnya puas dengan kinerjamu, kamu sangat ramah, pandai, mandiri, proaktiv. malahan aku ada rencana untuk mempromosikan kamu menempati posisi yang lebih tinggi dari posisi saat ini. tapi sayangnya belum sempat aku bicarakan dengan pihak HRD kamu sudah berniat untuk mengundurkan diri.

lho pak... saya mengira selama ini anda tidak terlalu suka dengan saya, saya selalu diberi tugas yang mengharuskan saya pulang malam, saya mengira kinerja saya tidak baik dan anda berusaha untuk membuat saya tidak betah, dan setelah berunding dengan suami maka saya cari alasan mengurus bisnis sendiri sebagai alasan saya resign. padahal alasan sebenarnya adalah pindah keperusahaan lainnya dengan gaji yang lebih tinggi namun tidak terlalu beda dengan gaji sebelumnya, sebetulnya dia sudah betah dengan lingkungannya namun karena tidak adanya komunikasi secara lisan, si sekretaris membuat asumsinya sendiri sedangkan si bos tidak mengutarakan rewardnya secara lisan kepada sekretrarisnya sehingga tidak tahu kondisi sebenaranya.

hal ini sering kita jumpai dalam hidup ini, sebaiknya perasaan dapat diungkapkan secara lisan, sehingga tidak timbul asumsi-asumsi yang justru keliru.


How About You ?

Selasa, 12 Agustus 2008

SUPERMAN YANG TIDAK SELALU SUPER(draft)

Ingat Superhero dunia Superman yang tidak mempan terhadap peluru, bon, rudal, bisa terbang, mempunyai kekuatan yang maha dasyat. Tapi tahukah anda bahwa jangan sampai dia melihat dan terkena batu kripton, pasti akan lunglai tak berdaya.
ternyata superman sebagai manusia super juga masih punya kelemahan. mungkin itu yang membuat film dan cerita mengenai superman menarik bagi penonton dan pembacanya. apa jadinya jika superman tidak punya kelemahan, setiap berantem dengan musuhnya selalu menang, pasti cerita tidak lagi menjadi menarik untuk diikuti.

Hal ini juga banyak dialami oleh tokoh-tokoh
Mario Teguh yang ternyata katanya suami takut istri
Prie GS yang ternyata juga mikir kalau harus memberi uang familinya dan masih senang ngelirik wanita cantik,dll

mereka merupakan tokoh-tokoh motivasi yang kerjanya memotivasi orang lain setiap hari, melalui training dan cerita-ceritanya yang memberikan inspiriasi, namun ternyata ada sisi kelemahan diri yang merupakan sisi manusiawinya yang kalau diikuti sangat menarik.





How about You ?

MENUNGGU WAKTU (draft)

Siang ini aku berdiri di samping makan Mbak Ruri di Tanah Kusir, yang meninggal kemarin, selasa 6 Agustus 2008 pukul 18.40 WIB karena kanker yang dideritanya telah menyebar ke otak.

tepat jam 10 pagi tadi acara pemakamannya dilakukan.

Sudah dari pagi aku tiba di tanah kusir tepatnya jam 09.00WIB, aku tiba pagi setelah mengantar istri kekantornya untuk absend dan ijin. akupun beranikan diri ijin ke Bang Parlin,

Hari ini beberapa hal telah kami lakukan
ziarah ke makam ibu Mertuaku
(sakit sirosis, pelajaran yang ku dapat darinya, perjalanan hidupnya)
Ziarah ke makam bapak kandung istriku
(sakit, pelajaran yang kudapat darinya, perjalanan hidupnya)

hal ini tidak mungkin kami lakukan dihari-hari biasa dan libur selama ini, bukannya tidak mau tapi banyak sekali pekerjaan yang menyita dan membatalkan rencana kami misalnya pameran yang mendadak, cuaca yang berubah-ubah, jadwal kegiatanyang tidak menentu
sampai untuk menziarahi makam ayahku saja yang tidak jauh dari rumah ibuku di Rempoa kami belum sempat.

Sampai-sampai Ibu pernah terbersit untuk dimakamkan di Jogja jika nanti meninggal,katanya
kalau dimakamkan di jakarta pasti jarang ada yang jenguk, Makam bapak saja yang dekat dengan rumah jarang ada yang jenguk.skalian aja dimakamin diJogja, disanakan masih ada keluarga Ibu seperti Pakde Is, dlsb

Memang suatu pekerjaan jika tidak benar-benar diniatkan pasti tidak dikerjakan, yang sudah diniat-niatkan saja banyak yang tidak dilakukan

Dulu maunya sih hanya nunda minggu depan saja, tapi karena setiap minggu tertunda sudah tidak terasa hampir satu tahun tidak menziarahi makam Bapakku.

How about You ?

KESIALAN DARI LUAR KITA (draft)

Pagi itu aku nonton Silet : kisah seputar selebriti yang ditayangkan salah satu channel MNC dari TV Kabel Indovision. Kebetulan sedang membahas sebuah subject mengenai tertangkapnya salah satu selebiritis muda indonesia "Shella Marcia" (SM)

digambarkan dalam ilustrasi bagaimana jalannya operasi penggrebekan sampai dengan tertangkapnya SM yang sedang berpesta bersama teman-temannya. Ada alibi bahwa SM bukan pemakai, tapi kebetulan memang sedang bersama teman-temannya.

Terbayang juga berita yang dulu menghebohkan jagad selebiritis mengenai tertangkapnya Roy Marten yang juga sedang bersama teman-temannya disebuah kamar hotel.

Apakah mereka benar pemakai, atau sedang berkumpul dan kebetulan salah satu dari teman-temannya memakai dan kebetulan juga digrebek. wallahu alam...

Yang menjadi concern saya adalah, ternyata ada hal-hal yang diluar sana yang tidak dapat kita kontrol dan kendalikan dalam hidup ini.

Kakak saya sudah mengemudikan mobilnya dengan sangat hati-hati, berhenti tepat diperempatan sebelum lampu kuning berganti menjadi merah, mengutamakan pejalan kaki dan motor tapi masih juga disruduk sama taksi sewaktu berhenti di lampu merah pulang kantor. alasan sopir taksinya adalah remnya blong...

misalnya Anda mau pulang ke rumah, teman ikut numpang karena kebetulan katanya satu arah, tapi dia minta mampir ke salah satu bank karena harus mengambil uang, Anda menunggu di parkiran, tidak lama kemudian teman datang kembali dan meminta saya segera berangkat. besoknya dikoran saya baca ada perampokan di bank yang kemarin saya singgahi di jam yang sama seperti saya mampir kemarin, dan ditulis bahwa perampok terdiri dari 2 orang, yang satu nunggu di mobil jenis mobil dan warnanya sudah diketahui namun nomor polisi tidak ada yang mencatat, dan dikoran tersebut terpampang foto tampang perampok yang sedang dicari dari cctv yang juga mirip dengan sosok teman Anda itu... apa yang akan Anda lakukan.

atau ditengah jalan Anda tiba-tiba digrebek polisi yang menodongkan pistol menangkap Anda, sebelum Anda tahu apa yang terjadi. Info dari polisi bahwa anda adalah salah satu anggota perampok, dan perampoknya adalah teman anda.

Atau saya bayangkan kebetulan saya diundang kumpul-kumpul sama teman-teman lama, tiba tiba rumah teman saya tersebut digrebek dan ada teman yang tertangkap tangan membawa sabu-sabu. apa yang akan anda lakukan?

Hal-hal itu mungkin yang saya sebut dengan (maaf) Kesialan dari luar Kita, kesialan yang menimpa kita dari luar tanpa kita dapat mengelak, atau bisa disebut takdir.

Pertanyaannya adalah bagaimana agar tidak tertimpa kesialan dari luar kita tersebut

saya teringat pelajaran agama bahwa ada 2 macam nasib yang kita jalani
Qodho dan Qodar

qodar adalah yang bisa kita rubah, misalnya kemiskinan bisa dirubah jika kita rajin bekerja, giat belajar, tekun, kerjakeras, dlsb

Qodho tidak bisa dirubah karena memang sudah suratan dari yang diatas misalnya sedang berjalan terserempet becak, meninggal diusia 45, kejatuhan kotoran burung, dlsb

Mungkin melihat hal tersebut saya lebih fokus pada yang bisa kita rubah, mungkin dan mudah-mudahan dengan fokus pada yang bisa kita rubah dan melakukan semua hal baik akan berpengaruh pada qodho tersebut

apabila berfokus pada hal-hal positif, semua akan menjadi positif.

sehingga jika kita berjalan ditrotoar, dibawah canopi, mudah-mudahan tidak terserempet becak dan tidak kejatuhan kotoran burung, atau jika rajin olah raga dan hidup sehat mudah-mudahan bisa hidup sampai umur 80, bukan hanya sampai umur 45.

Tapi apakah itu menjamin....tidak, tapi yang paling penting adalah bahwa kita sudah berusaha semaksimal mungkin untuk memperoleh kebaikan.

How about You ?

Senin, 28 Juli 2008

JUST GIVE IT & FORGET IT (draft)

Siang itu sekitar pukul 12.30 siang, baru terasa betis dan pantat saya mulai pegal. kebetulan saat itu sedang berhenti di perempatan lampu merah pondok indah mall. Tampak di depan beda 3 mobil dari mobil saya ada seorang pengemis. saya perhatikan posturnya cukup tinggi, umur abg, rambut belah pinggir, kaos dan celana jeans agak kumal, sambil membawa sepotong kardus dengan tulisan yang menjelaskan minta sumbangan dan kardus itu menutupi sebagian wajahnya yang tidak ada cacat suatu apapun, namun gerakannya yang lamban dan anggukan kepalanya yang lambang dengan posisi mulutnya yang di mencongkan merupakan gambaran dari anak tertinggal

aku ragu untuk memberi, karena curiga kalau gerakan tubuh dan perilakuknya yang lamban itu merupakan suatu sandiwara belaka, sandirwara yang dibuat untuk memanipulasi agar kami pengendara yang kebetulan sedang berhenti merasa kasihan kepadanya. curiga kalau mereka adalah bagian dari mafia yang selama ini menyebar diseluruh perempatan jakarta.

Istriku mulai menyuruhku untuk mengambil uang receh Rp. 1000 an dan memberikan kepadanya melalui celah jendela mobilku. namun karena perasaan curiga dan merasa tertipu jika kuberikan uang receh itu, hampir saja ku batalkan niat untuk memberinya. karena aku tidak rela memberi akibat tertipu.

Aku teringat kata-kata kakakku jika ingin memberi, berikan saja masalah bahwa sebetulnya dia bukan pengemis sungguhan, dan uang dipakai untuk beli rokok itu sudah masalah lain, itu maslalah tanggung jawab sipenerima dengan sang pencipta. masalah kita adalah mengimplementasikan niat membantu kita dengan memberikannya uang.

Mungkin perasaan itu desebabkan karena aku lelah pergi dari pagi
Sudah sejak pukul 07.30 pagi aku kendarai Xenia ku. Rute pertama adalah mengantar istri ke kantornya di bilangan Gatot Subroto untuk menghadiri acara training kantornya. Begitulah kalau rasa memilikinya yang tinggi bahkan hari Sabtu yang merupakan hari libur pun istri saya rela datang ke kantor untuk mengikuti training yang notabene sudah pernah dia ikuti, namun karena minimal jumlah peserta tidak boleh dari 8, maka untuk menggenapkan jumlah itu istri saya bela-belain datang.

Dari kantornya aku menuju ke bilangan kampung utan ciputat untuk menjemput Ibu ku pergi ke rumah sakit Pondok Indah guna memeriksakan kondisi kakinya.

Singkat cerita rute perjalanannku sangat panjang dari bintaro - gatot subroto - kp utan ciputat - pondok indah - Metro TV kedoya - jemput istri ke FX plaza Sudirman dan saat ini dalam perjalanan mencari makan siang di Pondok Indah Mal sambil menunggu pukul 1500 saat jam praktek dokternya dibuka

kondisi kita mempengaruhi daya berfikir kita, mempengaruhi emosi kita
contoh pengendara motor yang kepanasan, kehujanan, cape dijalan, sehingga gampang emosi kesengggol sedikit maka bawaaannya ingin nonjok.

jika ingin memberi, berikanlah tidak usah berfikir terlalu jauh, dan lupakanlah karena allah yang akan mencatat, bukankah dalam rejeki kita ada hak orang lain.
toh rp. 1000 itu hanya untuk beli es saja belum tentu cukup

How About You?

MY SECOND SON : HARITS ( 6 MONTHS )

DATA SAYA
Nama : Harits Muhamad Putra Dwi Harimurti
Ttl : Jakarta, 7 Februari 2008
Makanan : susu formula & bubur beras merah lembut
Hobby : ngemut jari tangan & nyembur ludah
Film : Baby TV

MY FIRST SON : HAIKAL ( 5 TH )

DATA SAYA
Nama : Haikal Muhammad Putra Pratama Harimurti
Ttl : Jakarta, 28 Desember 2003
Pendidikan : TK B Al Azhar Asyifa Budi Bintaro
Hobby : Main PS2, nonton BabyTV, Main tiban-tibanan
Film : Mickey & Donald, Tom & Jerry
Makanan : Ayam goreng, sate padang, otak-otak, pizza
Minimuam : teh pake botol

Jumat, 18 Juli 2008

MY PROUDLY BROTHER (draft)

Pagi-pagi ibu menelpon memberitahu kakaku siaran di D radio membahas bukunya yang berjudul

isinya adalah....
1. jangan pake kata jangan
2. positif kalimat
3. fokus pada yang ingin dicapai bukan yang ingin dihindari
4. lakukan saat ini bukan nanti

MAKE A LAST WISH (draft)

Terenyuh dan prihatin melihat mbak ruri - adik dari istri kakakku terbaring di MMC karena kanker payudara yang telah menyebar ke paru-parunya.

Prihatin karena terlihat seringai kesakitan saat terbatuk.
Kasihan anak-anaknya pun masih kecil-kecil dan lucu-lucu

Aku teringat akan penderitaan itu, penderitaan yang juga dialami oleh Bapakku sewaktu mengidap sirosis hati (semacam penciutan volume hati, sehingga mengganggu fungsi hati secara keseluruhan)


aku jadi bertanya dalam hati Apa yang akan kamu lakukan apabila dokter sudah memvonis bahwa hidupmu tinggal 1 minggu lagi?

Kalau aku, yang akan dilakukan adalah :
1. minta maaf sama semua orang
2. beramal sebanyak mungkin
3. sholat wajib & sunnah
4. baca alquran setiap hari
6. infaq
7. menggembirakan orang tua & saudara, dll

Pengalaman menemani istri ke dokter memeriksakan kandungan gulanya, hasilnya tidak terlalu bagus, apabila dibiarkan pola makan, pola hidup seperti ini maka akan kena penyakit gula, sama persis seperti Ibu mertua. membayangkan penderitaan karena efek penyakit itu terhadap diri, keluarga, ekonomi dlsb, membuat semangat untuk mencegah dengan olah raga & diet, tapi tidak bertahan lama karena motivasi mengendur, karena ingin hasil instant

mungkin salah dalam membuat komitment, karena mulai besok atau nanti akan diet, karena bawah sadar tidak mengenal kata future, dia hanya mengenal kata sekarang jadi komitment akan ku ubah menjadi aku sehat sekarang, sejahtera, kaya, kuat.

How About You ?

Rabu, 09 Juli 2008

BISA TIDAK BISA , INGIN TIDAK INGIN, HARUS MAU

Untuk mengisi kesunyian di dalam kabin mobil, karena saya saat itu pulang sendirian, saya nyalakan radio Pas FM di channel 92,3FM yang kebetulan acaranya adalah tips bisnis oleh Tanadi Santoso, seorang motivator dan bisnisman sukses dari Surabaya.

Dia bercerita, Dalam sebuah seminar yang dia ikuti dengan pembicara seorang motivator terkemuka dunia, pembicara itu meminta seorang peserta wanitanya untuk maju kedepan. diminta untuk berdiri di ujung mimbar berjauhan dengan sang pembicara. Diantara pembicara dan wanita itu dihubungkan oleh sebilah papan ukuran lebar 20cm dan panjang 4 meter yang kedua ujungnya disangga 2 buah balok. Bertanyalah ia.

Pembicara : Maukah anda saya bayar 1 juta untuk berjalan menyeberang diatas papan yang ditopang oleh balok dari ujung satu ke ujung yang lainnya? kenapa?

Peserta wanita : Mau...., karena itu mudah, kalau jatuh pun tidak sakit.

Pembicara : Maukah anda saya bayar 1 juta untuk melakukan hal seperti tadi namun kedua ujung papan itu menghubungkan atap bangunan 5 lantai? kenapa ?

Peserta wanita (berfikir sejenak) : tidak mau, karena kalau jatuh pasti minimal patah atau mati.

Pembicara : Maukah anda saya bayar 100 juta untuk melakukan hal itu? kenapa?

Peserta wanita (sambil menggeleng-gelengkan kepala): tetap tidak mau, yaitu tadi resikonya patah atau mati, pokoknya tidak mau...

Pembicara : kalau bayaran saya naikan jadi 500 juta? maukah anda? kenapa?

Peserta wanita : pokoknya tidak mau.... titik.Percuma dapat hadiah tapi resikonya jatuh mati.

Pembicara : sekarang bayangkan anda sedang berada disebuah gedung 10 lantai, dan diseberang anak anda sedang berdiri ditepi atap gedung lainnya yang sedang terbakar melambai-lambaikan tangannya memanggil anda - dan jalan satu-satunya untuk menyelamatkannya adalah menyeberang melalui papan dihadapan anda dan hanya anda orang yang berada disana. maukah anda untuk menyeberang? kenapa?

Pembicara wanita (sambil membayangkan hal itu dengan mimik wajah yang berubah, mulai terisak-isak): Ya.. saya pasti akan melakukannya. saya pasti akan menyeberang untuk menyelamatkan anak saya, karena saya sangat mencintainya.

Pembicara : meskipun tidak dibayar

Peserta wanita : iya, meskipun tidak dibayar

pembicara : apakah tidak takut jatuh, patah kaki ataupun mati

peserta wanita : takut, tapi hal itu harus saya lakukan, dan saya harus melakukannya untuk menyelamatkan anak saya, saya tidak mau kehilangan anak yang sangat saya cintai.

Pembicara : kenapa sewaktu saya tawarkan uang anda tidak mau? apakah anda tidak bisa?

Peserta wanita : bukan masalah bisa atau tidak bisa pak, saya bisa kok nyeberang dari lantai 10, cuma saya tidak mau, dan tidak ada alasan untuk mau.

pembicara : Kalau boleh saya pertegas, sebetulnya hal seperti itulah yang sering terjadi dalam kehidupan kita, kita semua yang hadir disini saya yakin punya keinginan untuk berubah lebih baik. kebanyakan dari kita saya yakin punya kemampuan, skills, kebisaan, ilmu, yang bisa digunakan untuk membantu membuat perubahan itu, tapi kebanyakan dari kita belum bahkan tidak mau untuk berubah. penyebabnya karena tidak adanya alasan yang memotivasi kita untuk melakukan sesuatu itu.

Biasanya jika kita sudah tidak ada pilihan dan kepepet baru kita mau melakukannya. dalam kasus ini Ibu punya kebisaan untuk berjalan menyeberang jembatan kayu itu, tapi tidak dilakukan karena tidak ada kemauan, penyebabnya mungkin karena melihat hambatan yaitu takut jatuh dan mati, meskipun dijanjikan bayaran. ini terjadi karena yang dapat memotivasi ibu bukanlah jumlah uangnya, tapi pada takut akan kehilangan orang yang dicintainya yaitu anaknya.

Setiap orang harus punya alasan yang berbeda yang dapat memotivasinya untuk melakukan sesuatu yang dapat merubah hidupnya, ada yang karena uang, karir, pangkat, harga diri, pengakuan lingkungan, kecintaannya, takut akan kehilangan, dll. masalahnya adalah bagaimana dapat menemukan hal apa yang dapat dijadikan alasan/motivasi untuk melakukan sesuatu merubah hidup kita saat ini.

Menyimak cerita Tanadi Santoso di radio membuat saya merenung, tergelitik dan akhirnya memberikan pembenaran dalam hati, bahwa faktor penentu keberhasilan seseorang bukan bisa tidak bisanya melakukan sesuatu, dan ingin tidak inginnya, tapi lebih pada mau tidak maunya kita. karena menurut saya kebisaan itu merupakan modal kita untuk bergerak lebih cepat, ingin itu baru berupa tekad dalam hati, tapi mau itu berarti tindakan nyata tubuh dan pikiran kita.

Pikiran saya mengelana dan mencoba untuk memilah-milah beberapa kelas nasib orang berdasarkan cerita pak Tadani santoso tadi. Kebanyakan orang punya kebisaan tapi dia punya ketidakmauan sehingga seumur hidupnya dia tidak pergi kemana-mana. Sebagian kecil orang lainnya yang bergerak maju adalah dia yang punya kebisaan punya sedikit kemauan atau dia yang punya ketidakbisaan tapi punya banyak kemauan. Sebagian orang - dengan jumlah yang lebih kecil lagi - yang bergerak maju lebih cepat dari pada orang lain adalah dia yang punya kebisaan dan punya banyak kemauan. Tapi yang paling parah, memprihatinkan dan menyedihkan adalah ada juga orang yang punya ketidakbisaan dan punya ketidakmauan.

Saya bertanya dalam hati, di kelas manakah saya?

How about You ?

Senin, 07 Juli 2008

SALING MEMBERI

Sore itu saya sedang asyik berkendara pulang menuju ke rumah Graha, kebetulan saya tinggal di perumahan Graha Bintaro Jaya, rumah mungil hasil pembelian istri saya dari fasilitas housing loan kantor dengan bunga yang lebih murah dari bunga bank kebanyakan. Saya sangat bersyukur melalui fasilitas housing loan yang diperoleh istri saya itu -fasilitas yang diberikan kepada karyawannya yang sudah loyal mengabdi selama 8 tahun - akhirnya kami dapat memiliki rumah untuk membesarkan anak-anak kami dan membangun keluarga yang bahagia dan sejahtera, meskipun nyicil - dimana kebanyakan kolega saya dan istri saat ini masih pada ngontrak dengan alasan bisa tinggal dekat dengan kantor sehingga lebih irit dan efisien dalam biaya - meskipun beresiko menjadi orang nomor 1 yang dipanggil bos jika butuh orang untuk lembur atau ketauan sedang tidak benar-benar sakit saat ijin tidak masuk kantor.

Padahal menurut saya sebaliknya daripada uang keluar tiap bulan untuk bayar biaya kost/kontrakan dan pada akhirnya tidak punya apa-apa, mending untuk bayar cicilan KPR yang jumlah besarannya hampir sama. Bayangkan saja ada salah satu teman saya yang biaya kost/kontrakannya saja sama dengan besar gaji setengah bulan istri saya,atau setara dengan besar gaji satu bulan saya, atau setara dengan gaji 10 baby sitter saya, atau setara dengan dengan besarnya cicilan bulanan KPR rumah seharga Rp. 1 Milyar - rumah dengan 4 kamar tidur, 1 kamar pembantu, 2 kamar mandi dengan luas tanah 250M2 dan luas bangunan bertingkat 200M2.

Perusahaan istri saya cukup pintar. Dia berikan pinjaman untuk karyawan apapun bentuknya : housing loan, car loan, sundry loan dan loan-loan lainnya kepada para karyawan yang telah dinilai bekerja dengan baik dan loyal dengan bunga ringan dan jangka waktu yang sangat...sangat panjang, 15 tahun sampai 25 tahun, tergantung masa kerjanya dan dengan jumlah plafond yang cukup besar, sehingga kami merasa rugi kalau kami tidak mengambil fasilitas itu dengan plafond yang paling mentok dan jangka waktu cicilan yang paling panjang.... kalau perlu seumur hidup.

Sebetulnya telah kami sadari sepenuhnya, dengan disetujuinya pinjaman yang istri saya ajukan, berarti telah disetujuinya penggadaian waktu, tenaga dan loyalitas istri saya untuk bekerja diperusahaan itu selama cicilan pinjaman belum lunas. Memang hal itu bagi kami merupakan win-win solution : disatu sisi kami mendapat fasilitas yang cukup baik yang dapat mensejahterakan hidup kami segera mungkin, di sisi lain perusahaan dijamin akan tumbuh berkembang lebih maju karena sudah pasti mendapat support dan loyalitas dari karyawan- karyawan terbaiknya.

Dampak positif lainnya adalah image kami yang mulai nampak sejahtera itu juga membawa image positif bagi keluarga kami - respek, penghormatan, pujian, sapaan ramah - baik dari keluarga besar maupun lingkungan tempat tinggal kami. Bahkan ada keluarga jauh yang tadinya tidak begitu kami kenal dan tidak terlalu akrab berubah menjadi sangat kenal dan sangat akrab, karena secara rutin mereka bersilaturahmi ke rumah kami akhir-akhir ini setiap bulannya.

Dampak positif ini patut saya syukuri, karena sedikitnya saya sudah mulai mengamalkan sunah nabi untuk selalu menjalin silaturahmi dengan sesama. Saya tidak perlu bersusah payah lagi pergi jauh-jauh untuk menemui keluarga dan handai taulan, merekalah yang datang untuk bersilaturahmi. meskipun saya sadari hal ini berdampak juga pada budget keuangan kami, disatu sisi budget untuk bensin dan biaya perjalanan dapat kami tekan dan turunkan, disisi lain budget untuk silaturahmi, sosialisasi dan sodakoh menjadi meningkat, tapi itu saya yakini sebagai konsekuesi hidup bersosialisasi. jika bukan kita yang merasa mampu dan dianggap mampu yang membantu saudara sendiri, lalu siapa lagi?

Saya jadi teringat pengalaman hidup beberapa tahun silam,tepatnya di seputar tahun 97-2000an, saat dimulainya krisis moneter negeri ini. Saat itu saya berada dalam masa yang paling memprihatinkan. Bagai jatuh tertimpa tangga pula. Saya baru lulus, tanpa pekerjaan tetap, menganggur, tidak berpenghasilan,tidak punya uang, dan puncaknya adalah ketika ditipu orang sebesar 200jt-an - karena terlau percaya padanya. Saya ingat sekali andalan cash flow saya saat itu adalah dari kedermawanan Ibu, kakak saya, dan teman saya. Betapa saya baru dapat merasa dan dapat bergerak setiap kali saya mendapat suntikan dari mereka.
Saat itu saya selalu berdoa untuk limpahan rezeki bagi siapa saja yang ikut membantu saya.

Saya bersyukur dengan rejeki yang telah dilimpahkan Allah kepada saya saat ini. Saya bersyukur karena pernah berada di dua belah sisi kehidupan, yaitu sisi yang meminta dan diberi dan saat ini berada di belahan sisi yang dapat memberi...alhamdulillah.

Semakin banyak kita memberi maka akan semakin berkelimpahan rejeki kita
Jika kita memberi, berilah seikhlas kita dan lupakan..
Kekurang berlimbahnya rejeki kita saat ini, mungkin karena selama ini kita kurang melakukan sedekah dan amal.
Dalam rejeki yang kita peroleh terdapat hak dan rejeki orang lain.
Dan masih banyak kalimat-kalimat yang menyuruh kita untuk berbagi dengan sesama tanpa mengharapkan balasannya yang saya baca dari buku, dengar dari radio dan seminar EU.

Saya jadi bertanya, apakah benar makna dari kalimat yang sering disoundingkan oleh kebanyakan orang : "Dalam hidup kita harus saling take and give". Apakah tidak sebaiknya dirubah kalimatnya menjadi "Dalam hidup ini kita harusnya give and give and forget, never think about take", karena saya merasa sesungguhnya memang lebih bahagia dan berkelimpahan jika menjadi orang yang selalu memberi.

How about You?

Rabu, 11 Juni 2008

REJEKI DARI MUSIBAH

Hari ini hari Kamis, genap 3 hari sudah aku masuk kerja kembali setelah absend selama 5 hari karena sakit. Namun begitu warna merah di mataku sisa sakit kemarin belum juga hilang, entah kenapa, mungkin karena tidak disiplinnya aku meneteskan obat di mataku atau karena tidak cocoknya obat itu dengan mataku, atau juga belum adanya niat untuk sembuh dari dalam diriku

Sakit mata yang kuderita menyebabkan mataku merah, terasa perih seperti terasa ada pasir dipermukaannya. Flu Mata lebih jelasnya - menurut dokter Nita, dokter mata RSIB tempatku memeriksakan mataku, aku terkena Flu Mata, yang disebabkan oleh virus.

Untung hanya flu mata...bukan flu burung yang saat ini merupakan penyakit mematikan yang sedang in, kataku dalam hati, seperti kebayakan orang jawa lainnya, meskipun sudah terkena musibah masih saja bisa bilang untung.
untung hanya kesandung.....gimana kalo kesrempet,
untung hanya kesrempet......gimana kalo ketabrak,
untung hanya lecet.........gimana kalo patah
untung hanya patah........gimana kalo hancur,
untung hanya hancur......gimana kalo mati,
untung langsung mati......gimana kalo koma,
untung matinya udah punya polis asuransi jiwa.....gimana kalo nggap punya,
untung mati dan masuk surga.........gimana kalo neraka (untuk hal yang terakhir ini hanya kuasa Allah saja yang dapat menentukan)
Mungkin ungkapan "untung" itu hanyalah salah satu cara pengungkapan rasa syukur dan terimakasih kepada Sang Pencipta, karena kita diberi musibah yang lebih kecil dibanding musibah lainnya.

Secara tampak luar, kondisi fisikku sangatlah fit, tiada kurang suatu apapun...kata orang beda tipis sama Ade Rai............. Alhamdulillah, layak untuk tetap masuk kerja. Yang terlihat tidak dalam kondisi baik hanyalah warna mataku yang memerah - semerah buah delima. Namun begitu dokter Nita menginstruksikan aku untuk beristirahat agar kondisi mataku pulih kembali barulah aku sadari begitu parahnya kondisi mataku. Apalagi ketika ditulisnya angka 5, di kolom jumlah hari istirahat diform surat ijin dokter. Langsung aku terbayang muka Bang Parlin - bos direct ku- sedang kerepotan dan sibuk mengetik konfirmasi kerjasama awal, meeting dengan klien, dan pekerjaan administrasi lainnya yang menjadi jobdesk ku sehari-hari. Juga Cik Ket - panggilan dari Catherine Keng, bosku diatasnya Bang Parlin.

seperti halnya hukum universal, selalu ada keseimbangan di dunia ini, jika ada putih maka pasti ada hitam, ada baik dan buruk, ada bawah dan atas, ada pria dan wanita. Setelah dokter Nita selesai menandatangani surat sakitku, muncul juga perasaan gembira yang menyeimbangkan perasaan sedihku tadi. Memang Aku berniat untuk cuti -untuk beristirahat dan bercengkerama dengan anak istriku, karena akhir-akhir ini baik hari sabtu maupun minggu selalu kupergunakan bekerja, usaha yang tengah di rintis memang membutuhkan pengorbanan, menyebabkan waktu ku untuk keluarga agak terbengkalai. Sisa cuti tahun 2008 yang tinggal 8 hari, kusayang-sayang untuk kupergunakan nanti jika memang aku sangat memerlukannya.

Alhamdulillah....... aku diberi rejeki untuk beristirahat melalui surat dokter itu, bukan cuma 1 hari tapi malah 5 hari, bukan cuma sendirian tapi malah ditemani anak dan istriku, karena bukan aku saja yang terkena flu mata tapi seluruh keluargaku : aku, anaku 2 orang, istriku 1 orang, adik iparku, dan 2 orang baby sitterku. kalau tidak ingat bahwa aku sedang sakit, 5 hari itu sudah kupergunakan untuk pergi berlibur sekeluarga bukan cuma sampe di Bandung tapi malah sudah bisa sampe ke Bali.

menerima surat ijin dokter kurasakan seperti menerima insentiv dan bonus diakhir tahun, seakan-akan amplop putih surat itu terlihat bagai amplop berwarna coklat- secoklat amplop insentiv. Aku teringat film yang ku tonton 4 bulan lalu. Film yang bukunya mempunyai judul yang sama dan menjadi best seller dunia itu berjudul "The Secret" Sebuah film yang sedang mejadi pembicaraan hangat semua orang diseantero jagad raya - sebuah film yang menceritakan bahwa di universe/alam semesta ini ada sebuah hukum yang dikenal dengan hukum ketertarikan "Law of the attraction".

Apabila kita baik secara sadar maupun tidak sadar mempunyai cita-cita dan keinginan akan sesuatu, dan kita fokus atas keinginan kita dengan sepenuh hati, dan mencurahkan segala daya upaya agar tercapainya keinginan kita, maka aura yang keluar dari tubuh akan menyebar dan menggema keseluruh alam semesta, dan akan menarik semua unsur-unsur alam semesta untuk mensupport dan mendukung kita untuk mencapai apa yang kita inginkan.
Mungkinkah hal itu merupakan law of attraction bagiku?

Juga aku teringat oleh kata-kata Bpk. Mario Teguh- seorang motivator "Super"
"rejeki Allah atas diri kita akan kita terima melalui tangan orang lain, semakin baik kita pada orang dan semakin baik kita pada semakin banyak orang, maka akan semakin banyaklah rejeki kita"

How about You ?

Senin, 02 Juni 2008

TAK PEDULI KARENA PEDULI

Belum selesai urusan dengan pagar carportku, begitu mobilku sudah didalam, pagar itupun harus ditutup kembali - berarti... perjuangan yang sama seperti ketika membukanya- Ku dengar tangisan Haikal - anak pertamaku yang baru sekolah di TK A, yang menurut pak Redi(rekan kantorku) mirip sekali dengan aku cuma dalam ukuran kecil - berteriak-teriak memanggil namaku.
"Ayah.....huaaaa......huuaaaa.....
Ayah.. huuaa....huuaa....." tangisnya yang semakin keras setelah mengetahui yang datang itu aku ayahnya. Aku bergegas secepat kilat, pikiranku membayangkan telah terjadi cidera dengannya ; entah kejepit pintu, jatuh dari sofa, kejedot meja atau cidera-cidera sejenis yang biasa dialami oleh anak-anak seumurannya. Namun betapa lega hatiku setelah melihat kondisinya bukan seperti apa yang kubayangkan.

"Kenapa Haikal......kok nangis?......kenapa sayaaaang?...." tanyaku sambil mengelus elus rambut dan punggungnya.
"Ayah.....marahin aja tante Iyan......tante iyan nakal......marahin aja yah....." adunya berulang-ulang sambil menunjuk tante Iyan - adik iparku, yang tengah menggendong Harits anak keduaku.
"Ayooo ayah....marahin aja tante Iyannya..ayoo ayah..." menegaskan seruannya yang pertama sambil menggandeng tanganku menuju kamar. Untuk meredam tangis Haikal, Akupun berperan bak seorang ayah yang tengah memarahi anaknya-yaitu tante Iyan. karena memang biasanya tante iyan itu rada usil, suka godain haikal, dan selalu kabur kalo haikal sudah nangis akibat godaanya, hal itu kadang membuatku kesal juga. Jadi momen itupun kumanfaatkan untuk menumpahkan kekesalanku atas keisengannya selama ini.

"ayooo ayah itu kurang marah.......yang galak....itu belum galak....." tangis anakku belum usai memintaku untuk berlagak lebih marah dari sebelumnnya.

Karena tidak dapat memenuhi permintaan anakku untuk bertambah lebih galak (mungkin ini karena peran galakku tidak sekuat karakter asliku yang baik hati...., tidak dapat berbohong pada aura dan gesture tubuhku) dan setelah aku lelah berlagak, akhirnya aku bertanya kepada Iyan, "Kenapa sich Yan....iseng banget sich, nggak malu kamu, udah umur hampir 1/4 abad berantem sama anak kecil..." tanyaku bersikap menuduh.

"Bukan begitu mas......Haikal nangis abis kubilangin jangan pukul-pukul tante, masak Haikal mukul tante pake guling sampe kena Harits..... tuh liat Harits kena kepalanya...."
Setelah dijelaskan oleh adik iparku itu beberapa saat, barulah aku mengerti duduk persoalannya, ternyata anakku lah yang salah. Aku balik menasehati Haikal untuk jangan melakukan hal itu dan berusaha berbicara untuk menjelaskan akibat dari perbuatannya kepada Iyan dan Harits. Tangis Haikal pun bertambah keras, karena merasa dia yang sebetulnya dizalimi oleh tante iyan- sambil memintaku untuk terus memarahi tantenya. dan semakin keras ketika aku tidak dapat menuruti permintaannya .

Semakin aku berusaha dengan keras bicara dengannya dan berusaha menasehatinya, semakin keraslah tangisannya......akhirnya aku bertindak seolah-olah aku tidak peduli oleh tangisannya. aku diamkan dia.....aku cuekin....aku tonton tv untuk mengalihkan ganguan suara tangisannya sambil mengunyah makan malamku, meskipun dalam hati, aku merasakan bahwa aku sangat sayang sama Haikal. melihat ayahnya tidak membelanya semakin kejer tangisannya.

setelah sekitar 10 menit berteriak-teriak dan menangis dan sudah capek, mungkin.... akhirnya berhenti juga tangisannya..... suasana yang tadinya hiruk pikuk bak pasar pagi lambat laun berubah menjadi hening.....hanya suara alunan lagu Gita Gutawa dan Andra and the backbone "sempurna" yang mengalun tinggi.

Kulirik Haikal yang duduk disamping sofaku.... bersender diam pada bangku duduk mini berbentuk jari terbuka berwarna ungu yang dulu ku beli dengan harga diskon di kantorku.
"Udah nangisnya.....udah capek ya.....udah lega sekarang ?" tanyaku sambil tersenyum bijak.
" Yah....Haikal mau makan mie goreng kaya ayah dooong...." responnya atas pertanyaanku. Aku tersentak namun senang. Sebuah permintaan yang akhir-akhir ini tidak pernahku dengar dari mulutnya. karena setiap kami menyuruhnya makan, selalu saja ada alasan untuk menolak.
"nanti juga kalo udah lapar pasti dia minta makan" kataku setiap kali Ibunya mengadu padaku. "Haikal susah sekali disuruh makan, semakin disuruh semakin saja susah dia menurut". Takut Haikal berubah pikiran, tanpa menunggu babibu lagi kusuruh Yani untuk membuat mie goreng, sama seperti menu makan malamku, mungkin karena aktivitas menangis selama 15 menit itu telah menguras kalori dan tenaganya.

Tak lama setelah selesai makan, kudengar cekikikan dan tawa haikal tengah bercanda dengan tante Iyan dan Harits-adiknya, sambil menonton spongebob yang disetel dikamar tidurnya.

sambil menonton CNBC, aku berfikir hikmah apa yang bisa kuambil dari kejadian kecil malam itu. Don't judje the book by it's cover, jangan menilai orang dari image/penampilannya, aku sudah hampir menuduh Iyan karena biasanya dia yang salah, untungnya aku bertanya.

jika ada persoalan aku harus dapat mendengar bagaimana persoalan itu bisa terjadi, dari semua sisi, dari semua versi, agar lebih objektive agar dapat menimbang dan menilai siapa yang benar dan tidak. Katakan tidak benar jika memang hal tersebut tidak benar, meskipun kepada orang yang paling dekat dan paling kita sayangi, namun dengan tujuan agar dia dapat memperbaikinya dan menjadi lebih baik lagi dimasa depan.

Biarkan bicara, dan dengarkan, bukankah Tuhan menciptakan kita dengan 2 telinga dan 1 mulut, agar kita dapat lebih banyak mendengar dari pada berbicara, lagipula biasanya kita sulit untuk mendengar pada saat kita berbicara. Biarkan unek-uneknya keluar terlampiaskan terlebih dulu sehingga tidak ada yang dipendam lagi dan lega.

Kita selalu punya pilihan atas respon yang ingin kita berikan. Untung saja aku tidak langsung terpancing marah dan merespon sesuai dengan kemauan Haikal saat itu, memarahi tante Iyan yang belum tentu salah. Pastinya diujung malam itu sementara Haikal sudah kembali bermain dan bercanda dengan tante Iyannya aku masih dongkol.

Sama seperti cerita ada dua orang tua yang saling baku hantam dan lapor ke polisi karena saling membela anaknya yang berhamtam saat bermain, namun saat itu anak-anaknya sudah saling akur dan berteman kembali....


How About You?

Kamis, 29 Mei 2008

PINTU CARPORT KU NGAMBEK...

Petang itu aku tiba di depan pintu pagar rumahku, waktu menunjukan pukul 19-an. Ku bunyikan klakson xenia hitamku 3x, beem....beem...beem... bunyi klakson kebanggaan ku karena sudah ku modifikasi agar mirip klakson mobil eropa sekelas Mercedez, BMW, minimal Peugeot.

Yani, baby sitter anak pertamaku membuka pintu kamar tamu, berjalan keluar untuk membukan pintu carportku. crieet....crieet...crieet... suara yang berasal dari gesekan roda pintu carport dengan relnya. Bunyinya sangat memekakkan dan mengganggu telinga siapa saja yang tidak sengaja mendengarkannya.

Membuka pintu carport saat ini adalah ritual yang paling menyebalkan, bunyi yang menderit dan mencicit setiap kali didorong sudah sangat mengganggu, belum lagi pemandangan atas penderitaan yani pada saat itu yang ditunjukan dengan ringisanya dalam upaya menggeser pintu agar terbuka lebar bagi xeniaku. posisi tubuhnya sama seperti posisi tubuh kebanyakan orang sewaktu mendorong truk mogok di jalanan. beraaaaaat sekali....dan sekuat tenaga. Untuk mengakalinya, kadang pintu ditarik sedikit kebelakang-sebagai ancang-ancang, dan secara tiba-tiba langsung didorong ke depan. Setelah 3-4 kali hal itu dilakukan maka berhasilah yani menggeser keseluruhan pintu besi itu. alhamdulillah....... seruku dalam hati, sambil mengatret mobilku memasuki carport secara berhati-hati.

Kadang kala untuk membuka pintu besi yang menurutku berukuran tidak terlalu besar itu (hanya 3,5m x 1,2m) dibutuhkan bantuan babysiter anak keduaku - via. padahal biasanya kalau aku buka sendiri, pasti prosesnya akan lebih mudah dan lebih cepat -tanpa menambah penderitaan kedua baby siterku itu, mungkin karena porsi badan baby siter,baby siter ku itu 1/2 dari porsi badanku.

biasanya ritual itu kulakukan sendiri, namun tidak tahu mengapa saat itu aku ingin merasakan previlegeku sebagai seorang majikan yang selama ini telah menggaji mereka, agar dapat memasukan mobil ke dalam carport tanpa harus repot membuka pagarnya, menurutku saat itu keinginganku itu sangat manusiawi.

Pintu carportku itu dulu sangat ramah dan berteman baik dengan kami, dapat kami geser dengan mudahnya semudah menggeser resleting celana, apalagi setelah roda dan rel pintu itu kami pertemukan dengan oli atau minyak goreng bekas. namun pintu itu akhir-akhir ini mulai susah dibuka, seret dan terasa berat.... ngambek kali.

Memang ku akui beberapa bulan terakhir ini aku tidak sempat memperhatikan teman-teman lamaku seperti : motor bebekku, sepeda unitedku, dan lain-lainya, termasuk engsel pintu-pintuku.

Mereka baru terasa ada setelah susahnya menstarter bebeku waktu aku perlu untuk ke warung, karena belakangan ini aku asyik bepergian dengan xenia barukuku hingga lupa manasin mesin bebeku rutin setiap hari. Semakin bertambahnya bobot badan dan kandungan kolesterol dalam darahku karena belakangan ini sibuk dengan bisnis toko bayiku hingga lupa mengajak jalan-jalan sepedaku. Dan seretnya pintu carportku karena ada Mar-pembantu ku yang ku asumsikan menggantikan tugasku memberi minyak pintu itu, namun ternyata tidak- hingga tugas membuka pintu pagar itu menjadikan pekerjaan terberat baby sitterku, plus perasaan sebalnya kepadaku, mungkin saja.

Untuk mengusahakan agar motor bebeku bisa distarter memakan waktu 30 bahkan 60 menit + Rp. 20.000- biaya satpam komplek yang membantuku, padahal kalo aku rutin manasin motor bebek itu mungkin hanya akan makan waktu 3 menit setiap hari.

Menurunkan berat badan dan kolesterol dibutuhkan waktu 6 bulan diet + 2 jam antri di dokter + biaya dokter & obat + biaya beli buku petuntuk diet + biaya suplemen diet + penderitaan lapar. Padalah kalo aku rutin bersepeda sesuai petunjuk dokter, mungkin hanya akan makan waktu 45menit setiap hari.

Untuk mengusahakan pintu carportku terbuka, dibutuhkan waktu 5 menit + klakson mobil 4x + tenaga 2 orang baby sitter + perasaan sebal baby sitter, padahal kalo aku buka sendiri cuma butuh waktu 2 menit dan lebih baik lagi kalo rutin diminyakin cuma butuh waktu 1 menit/minggu.

Disadari atau tidak cerita tentan pintu carportku itu memberikan aku hikmah, aku lupa untuk merawat pintu itu dengan memberinya oli atau minyak goreng secara rutin- padahal ini merupakan pekerjaan yang sangat kecil. Sama seperti nasehat dokter untuk berolah raga agar badan bugar, dan nasehat lebih baik mencegah daripada mengobati. Atau cerita tentang pisau yang awalnya tajam jika digunakan terus menerus tanpa perawatan dan tanpa diasah akhirnya akan terasa tumpul.

Bukankah kesuksesan dicapai oleh orang yang mempunyai kebijakan yang baik, Kebijakan yang baik itu dihasilkan dari karakter yang baik, karakter yang baik dibentuk oleh kebiasaan baik, kebiasaan baik adalah apa hal baik yang kita lakukan setiap harinya.

Bukankah pencapaian sukses besar itu dimulai dari pencapaian sukses-sukses kecil setiap harinya.Memang yang terberat adalah melakukan hal-hal kecil yang baik namun dilakukan dengan rutin dan terus-menerus setiap harinya.

How about you ?