Selasa, 19 Agustus 2008

SECINTA APAKAH ANAK KITA

Petang itu dalam perjalanan kami pulang ke rumah, di tol Bintaro - Serpong, tiba-tiba Hetti istriku bertanya " Nanti kalo sudah pada besar, anak kita Haikal sama Harits, sayang sama kita nggak ya?"

"Lho kenapa sich, kok tiba-tiba ngomong seperti itu?"
"Iya.... tadi aku di kantor ketemu customer, ibu-ibu yang saking sayangnya sama anak laki-lakinya, dia mau bela-belain berdiri ngantri di teller kartu kredit cuma untuk membayar hutang anaknya itu. katanya dia nggak mau anaknya terlilit hutang, katanya dulu dia tidak seperti itu, tidak punya utang. semenjak kawin dia berani utang di bank dan utangnya semakin banyak.

" wuaah.... enakk bener yang jadi anaknya, lho kamu kok nggak sekalian tanya ke Ibu itu apakah dia butuh anak angkat?" candaku sambil membayangkan hutangku yang mulai setinggi langit. Mungkin aku salah mengartikan kata-kata soekarno " Gantungkan cita-citamu setinggi langit" bukannya " Gantungkan utang-utang mu setinggi langit"

Kasian ya ibu itu, apakah anaknya tau pengorbanan yang dilakukan Ibu itu, bukankah seharusnya diusianya yang senja anaknyalah yang bela-belain ngantri atau bela-belain membelikan sesuatu agar Ibu itu senang dan bahagia, bukannya malah ngebayarin utangnya.

Apakah nanti kalau anak-anak sudah besar dan kita sudah tua, akan mengalami hal yang sama, atau kebalikannya? tanya istriku bertubi-tubi, tidak ingin pengalaman tadi siang itu terjadi pada kami.

Ketakutan-ketakutan seperti itu akhir-akhir ini memang sering menghantui pikiran kami, apalagi banyak berita di koran dan televisi bagaimana seorang anak berani kepada orang tuanya, khususnya Ibunya. hanya karena tidak diberi uang jajan, tidak dibelikan sepeda motor, sepeda dlsb mereka nekat menganiaya orang tuanya sendiri bahkan sampai meninggal.
apalagi gaya pergaulan anak-anak masa kini sudah mengalami perubahan, semakin kenalnya dengan dunia luar seperti internet, tv, media lainnya mau-tidak mau mendorong perubahan cara berkembang dan berfikir anak.

Dek.. udahlah, kita tidak tau kedepannya anak kita seperti apa, yang penting saat ini kita berusaha untuk mendidik dengan benar, yaa paling tidak cara mendidik yang menurut kita benar....

dek... lanjutku. Menurutku, ukuran kadar sayang dan cinta anak kepada kita, dapat diukur melalui kadar sayang dan cinta kita kepada Ibu dan Bapak kita. semakin besar rasa cinta kita kepada Ibu dan Bapak kita, akan semakin besar pula rasa cinta anak kepada kita. Dan rasa cinta kita kepada Ibu dan Bapak kita harus sama dengan rasa cinta kita kepada anak-anak kita.

Ingat nggak, waktu Haikal sakit panas atau sakit mata, waktu itu meski sudah jam 1 malam, kita bela-belain mengantar Haikal ke rumah sakit karena kita sangat khawatir. ingat nggak waktu Haikal pingin dibeliin ayam goreng malam-malam, karena lapar dan doyannya cuma itu, kita bela-belain muter-muter nyari warung nasi uduk yang masih buka demi mendapakan permintaanya. Hal itu kita lakukan tanpa kita sadari lho, kita lakukan semata-mata karena perasaan sayang kita sama Haikal dan perasaan bahagia apabila sudah dapat berusaha memenuhi kebutuhan Haikal.

Kalo perasaan yang sama itu muncul pada saat kita melakukan hal yang sama untuk Ibu dan Bapak kita.... insya allah.. cinta anak kepada kita sama besarnya dengan cinta kita kepadanya. karena hal itu terefleksi pada perasaan cinta kita kepada Ibu dan Bapak.

Tapi terus terang ya dek.....
Aku sangat sayang sama Haikal dan Harits....
aku biasakan dari awal untuk sering memeluk, mencium, mengelus dan mengungkapkan perasaan dan ucapan Ayah sayang sama Haikal atau I Love You pada saat telpon
Mungkin hal itu merupakan caraku agar nantinya Harits dan haikal tidak sungkan-sungkan untuk mengungkapkan rasa sayang dan cintanya pada kita.

mungkin sebagai kompensasi atas yang kurasakan selama ini, yaitu ucapan sayang secara langsung dari Bapak dan Ibuku. Aku yakin, beliau tidak mengucapkan secara langsung rasa sayang itu bukan berarti karena mereka tidak sayang dan cinta kepada ku, tapi semata-mata karena doktrin/ajaran dari orang tuanya atau lingkungannya waktu itu sehingga tidak dapat mengungkapkan perasaannya secara lisan dan terbuka dan menganggap ungkapan itu suatu hal yang biasa.

Adanya perbedaan latar belakang lingkungan dan budaya jawa yang selalu mengedepankan perasaan tidak enakan atau sungkan dan selalu harus memendam perasaan agar tidak jelek dinilai oleh orang lainlah yang menyebabkan kondisi ini terjadi, ajaran ini diteruskan oleh Bapakku sehingga hal itu menular kepada ku, aku jadi sungkan dan risih juga jika mengungkapkan perasaan sayangku dan cintaku pada Ibu dan Ayahku secara lisan.

sehingga melalui Blog ini aku coba untuk mengungkapkan bahwa "Hari sangat sayang sama Ibu dan Bapak"

Meskipun demikian sampai saat ini aku percaya bahwa Ibu dan Ayah sangat sayang kepada ku, tapi sebagai seorang anak aku juga ingin mendengar Bapak Bilang "Bapak Sayang lho sama Hari" secara langsung dari mulut Bapak, meskipun disadari bahwa sudah tidak mungkin karena Bapak telah meninggal.

Ungkapan perasaan itu menurutku ternyata sangat perlu, pernah dengar cerita, disuatu perusahaan seorang bos yang kebetulan menjabat sebagai direktur, direpotkan dan dibuat kalang kabut oleh rencana resign sekretarisnya. Sekretaris itu sudah bekerja sama selama 5 tahun dengan baik. Bos menyayangkan rencana sekretarisnya itu karena Dia menilai kinerja sekretarisnya sangat memuaskan, bisa kerja secara mandiri, teliti dan tegas, sehingga kegiatannya sebagai direktur sangat terbantukan. Akhirnya dipanggillah sekretarisnya untuk berbicara empat mata.

Tuti...aku mendengar kabar kalau kamu berencana resign untuk mengurus bisnismu sendiri, kok kamu lakukan mendadak? tahukah kamu kalau aku sebetulnya puas dengan kinerjamu, kamu sangat ramah, pandai, mandiri, proaktiv. malahan aku ada rencana untuk mempromosikan kamu menempati posisi yang lebih tinggi dari posisi saat ini. tapi sayangnya belum sempat aku bicarakan dengan pihak HRD kamu sudah berniat untuk mengundurkan diri.

lho pak... saya mengira selama ini anda tidak terlalu suka dengan saya, saya selalu diberi tugas yang mengharuskan saya pulang malam, saya mengira kinerja saya tidak baik dan anda berusaha untuk membuat saya tidak betah, dan setelah berunding dengan suami maka saya cari alasan mengurus bisnis sendiri sebagai alasan saya resign. padahal alasan sebenarnya adalah pindah keperusahaan lainnya dengan gaji yang lebih tinggi namun tidak terlalu beda dengan gaji sebelumnya, sebetulnya dia sudah betah dengan lingkungannya namun karena tidak adanya komunikasi secara lisan, si sekretaris membuat asumsinya sendiri sedangkan si bos tidak mengutarakan rewardnya secara lisan kepada sekretrarisnya sehingga tidak tahu kondisi sebenaranya.

hal ini sering kita jumpai dalam hidup ini, sebaiknya perasaan dapat diungkapkan secara lisan, sehingga tidak timbul asumsi-asumsi yang justru keliru.


How About You ?

Selasa, 12 Agustus 2008

SUPERMAN YANG TIDAK SELALU SUPER(draft)

Ingat Superhero dunia Superman yang tidak mempan terhadap peluru, bon, rudal, bisa terbang, mempunyai kekuatan yang maha dasyat. Tapi tahukah anda bahwa jangan sampai dia melihat dan terkena batu kripton, pasti akan lunglai tak berdaya.
ternyata superman sebagai manusia super juga masih punya kelemahan. mungkin itu yang membuat film dan cerita mengenai superman menarik bagi penonton dan pembacanya. apa jadinya jika superman tidak punya kelemahan, setiap berantem dengan musuhnya selalu menang, pasti cerita tidak lagi menjadi menarik untuk diikuti.

Hal ini juga banyak dialami oleh tokoh-tokoh
Mario Teguh yang ternyata katanya suami takut istri
Prie GS yang ternyata juga mikir kalau harus memberi uang familinya dan masih senang ngelirik wanita cantik,dll

mereka merupakan tokoh-tokoh motivasi yang kerjanya memotivasi orang lain setiap hari, melalui training dan cerita-ceritanya yang memberikan inspiriasi, namun ternyata ada sisi kelemahan diri yang merupakan sisi manusiawinya yang kalau diikuti sangat menarik.





How about You ?

MENUNGGU WAKTU (draft)

Siang ini aku berdiri di samping makan Mbak Ruri di Tanah Kusir, yang meninggal kemarin, selasa 6 Agustus 2008 pukul 18.40 WIB karena kanker yang dideritanya telah menyebar ke otak.

tepat jam 10 pagi tadi acara pemakamannya dilakukan.

Sudah dari pagi aku tiba di tanah kusir tepatnya jam 09.00WIB, aku tiba pagi setelah mengantar istri kekantornya untuk absend dan ijin. akupun beranikan diri ijin ke Bang Parlin,

Hari ini beberapa hal telah kami lakukan
ziarah ke makam ibu Mertuaku
(sakit sirosis, pelajaran yang ku dapat darinya, perjalanan hidupnya)
Ziarah ke makam bapak kandung istriku
(sakit, pelajaran yang kudapat darinya, perjalanan hidupnya)

hal ini tidak mungkin kami lakukan dihari-hari biasa dan libur selama ini, bukannya tidak mau tapi banyak sekali pekerjaan yang menyita dan membatalkan rencana kami misalnya pameran yang mendadak, cuaca yang berubah-ubah, jadwal kegiatanyang tidak menentu
sampai untuk menziarahi makam ayahku saja yang tidak jauh dari rumah ibuku di Rempoa kami belum sempat.

Sampai-sampai Ibu pernah terbersit untuk dimakamkan di Jogja jika nanti meninggal,katanya
kalau dimakamkan di jakarta pasti jarang ada yang jenguk, Makam bapak saja yang dekat dengan rumah jarang ada yang jenguk.skalian aja dimakamin diJogja, disanakan masih ada keluarga Ibu seperti Pakde Is, dlsb

Memang suatu pekerjaan jika tidak benar-benar diniatkan pasti tidak dikerjakan, yang sudah diniat-niatkan saja banyak yang tidak dilakukan

Dulu maunya sih hanya nunda minggu depan saja, tapi karena setiap minggu tertunda sudah tidak terasa hampir satu tahun tidak menziarahi makam Bapakku.

How about You ?

KESIALAN DARI LUAR KITA (draft)

Pagi itu aku nonton Silet : kisah seputar selebriti yang ditayangkan salah satu channel MNC dari TV Kabel Indovision. Kebetulan sedang membahas sebuah subject mengenai tertangkapnya salah satu selebiritis muda indonesia "Shella Marcia" (SM)

digambarkan dalam ilustrasi bagaimana jalannya operasi penggrebekan sampai dengan tertangkapnya SM yang sedang berpesta bersama teman-temannya. Ada alibi bahwa SM bukan pemakai, tapi kebetulan memang sedang bersama teman-temannya.

Terbayang juga berita yang dulu menghebohkan jagad selebiritis mengenai tertangkapnya Roy Marten yang juga sedang bersama teman-temannya disebuah kamar hotel.

Apakah mereka benar pemakai, atau sedang berkumpul dan kebetulan salah satu dari teman-temannya memakai dan kebetulan juga digrebek. wallahu alam...

Yang menjadi concern saya adalah, ternyata ada hal-hal yang diluar sana yang tidak dapat kita kontrol dan kendalikan dalam hidup ini.

Kakak saya sudah mengemudikan mobilnya dengan sangat hati-hati, berhenti tepat diperempatan sebelum lampu kuning berganti menjadi merah, mengutamakan pejalan kaki dan motor tapi masih juga disruduk sama taksi sewaktu berhenti di lampu merah pulang kantor. alasan sopir taksinya adalah remnya blong...

misalnya Anda mau pulang ke rumah, teman ikut numpang karena kebetulan katanya satu arah, tapi dia minta mampir ke salah satu bank karena harus mengambil uang, Anda menunggu di parkiran, tidak lama kemudian teman datang kembali dan meminta saya segera berangkat. besoknya dikoran saya baca ada perampokan di bank yang kemarin saya singgahi di jam yang sama seperti saya mampir kemarin, dan ditulis bahwa perampok terdiri dari 2 orang, yang satu nunggu di mobil jenis mobil dan warnanya sudah diketahui namun nomor polisi tidak ada yang mencatat, dan dikoran tersebut terpampang foto tampang perampok yang sedang dicari dari cctv yang juga mirip dengan sosok teman Anda itu... apa yang akan Anda lakukan.

atau ditengah jalan Anda tiba-tiba digrebek polisi yang menodongkan pistol menangkap Anda, sebelum Anda tahu apa yang terjadi. Info dari polisi bahwa anda adalah salah satu anggota perampok, dan perampoknya adalah teman anda.

Atau saya bayangkan kebetulan saya diundang kumpul-kumpul sama teman-teman lama, tiba tiba rumah teman saya tersebut digrebek dan ada teman yang tertangkap tangan membawa sabu-sabu. apa yang akan anda lakukan?

Hal-hal itu mungkin yang saya sebut dengan (maaf) Kesialan dari luar Kita, kesialan yang menimpa kita dari luar tanpa kita dapat mengelak, atau bisa disebut takdir.

Pertanyaannya adalah bagaimana agar tidak tertimpa kesialan dari luar kita tersebut

saya teringat pelajaran agama bahwa ada 2 macam nasib yang kita jalani
Qodho dan Qodar

qodar adalah yang bisa kita rubah, misalnya kemiskinan bisa dirubah jika kita rajin bekerja, giat belajar, tekun, kerjakeras, dlsb

Qodho tidak bisa dirubah karena memang sudah suratan dari yang diatas misalnya sedang berjalan terserempet becak, meninggal diusia 45, kejatuhan kotoran burung, dlsb

Mungkin melihat hal tersebut saya lebih fokus pada yang bisa kita rubah, mungkin dan mudah-mudahan dengan fokus pada yang bisa kita rubah dan melakukan semua hal baik akan berpengaruh pada qodho tersebut

apabila berfokus pada hal-hal positif, semua akan menjadi positif.

sehingga jika kita berjalan ditrotoar, dibawah canopi, mudah-mudahan tidak terserempet becak dan tidak kejatuhan kotoran burung, atau jika rajin olah raga dan hidup sehat mudah-mudahan bisa hidup sampai umur 80, bukan hanya sampai umur 45.

Tapi apakah itu menjamin....tidak, tapi yang paling penting adalah bahwa kita sudah berusaha semaksimal mungkin untuk memperoleh kebaikan.

How about You ?