Petang itu aku tiba di depan pintu pagar rumahku, waktu menunjukan pukul 19-an. Ku bunyikan klakson xenia hitamku 3x, beem....beem...beem... bunyi klakson kebanggaan ku karena sudah ku modifikasi agar mirip klakson mobil eropa sekelas Mercedez, BMW, minimal Peugeot.
Yani, baby sitter anak pertamaku membuka pintu kamar tamu, berjalan keluar untuk membukan pintu carportku. crieet....crieet...crieet... suara yang berasal dari gesekan roda pintu carport dengan relnya. Bunyinya sangat memekakkan dan mengganggu telinga siapa saja yang tidak sengaja mendengarkannya.
Membuka pintu carport saat ini adalah ritual yang paling menyebalkan, bunyi yang menderit dan mencicit setiap kali didorong sudah sangat mengganggu, belum lagi pemandangan atas penderitaan yani pada saat itu yang ditunjukan dengan ringisanya dalam upaya menggeser pintu agar terbuka lebar bagi xeniaku. posisi tubuhnya sama seperti posisi tubuh kebanyakan orang sewaktu mendorong truk mogok di jalanan. beraaaaaat sekali....dan sekuat tenaga. Untuk mengakalinya, kadang pintu ditarik sedikit kebelakang-sebagai ancang-ancang, dan secara tiba-tiba langsung didorong ke depan. Setelah 3-4 kali hal itu dilakukan maka berhasilah yani menggeser keseluruhan pintu besi itu. alhamdulillah....... seruku dalam hati, sambil mengatret mobilku memasuki carport secara berhati-hati.
Kadang kala untuk membuka pintu besi yang menurutku berukuran tidak terlalu besar itu (hanya 3,5m x 1,2m) dibutuhkan bantuan babysiter anak keduaku - via. padahal biasanya kalau aku buka sendiri, pasti prosesnya akan lebih mudah dan lebih cepat -tanpa menambah penderitaan kedua baby siterku itu, mungkin karena porsi badan baby siter,baby siter ku itu 1/2 dari porsi badanku.
biasanya ritual itu kulakukan sendiri, namun tidak tahu mengapa saat itu aku ingin merasakan previlegeku sebagai seorang majikan yang selama ini telah menggaji mereka, agar dapat memasukan mobil ke dalam carport tanpa harus repot membuka pagarnya, menurutku saat itu keinginganku itu sangat manusiawi.
Pintu carportku itu dulu sangat ramah dan berteman baik dengan kami, dapat kami geser dengan mudahnya semudah menggeser resleting celana, apalagi setelah roda dan rel pintu itu kami pertemukan dengan oli atau minyak goreng bekas. namun pintu itu akhir-akhir ini mulai susah dibuka, seret dan terasa berat.... ngambek kali.
Memang ku akui beberapa bulan terakhir ini aku tidak sempat memperhatikan teman-teman lamaku seperti : motor bebekku, sepeda unitedku, dan lain-lainya, termasuk engsel pintu-pintuku.
Mereka baru terasa ada setelah susahnya menstarter bebeku waktu aku perlu untuk ke warung, karena belakangan ini aku asyik bepergian dengan xenia barukuku hingga lupa manasin mesin bebeku rutin setiap hari. Semakin bertambahnya bobot badan dan kandungan kolesterol dalam darahku karena belakangan ini sibuk dengan bisnis toko bayiku hingga lupa mengajak jalan-jalan sepedaku. Dan seretnya pintu carportku karena ada Mar-pembantu ku yang ku asumsikan menggantikan tugasku memberi minyak pintu itu, namun ternyata tidak- hingga tugas membuka pintu pagar itu menjadikan pekerjaan terberat baby sitterku, plus perasaan sebalnya kepadaku, mungkin saja.
Untuk mengusahakan agar motor bebeku bisa distarter memakan waktu 30 bahkan 60 menit + Rp. 20.000- biaya satpam komplek yang membantuku, padahal kalo aku rutin manasin motor bebek itu mungkin hanya akan makan waktu 3 menit setiap hari.
Menurunkan berat badan dan kolesterol dibutuhkan waktu 6 bulan diet + 2 jam antri di dokter + biaya dokter & obat + biaya beli buku petuntuk diet + biaya suplemen diet + penderitaan lapar. Padalah kalo aku rutin bersepeda sesuai petunjuk dokter, mungkin hanya akan makan waktu 45menit setiap hari.
Untuk mengusahakan pintu carportku terbuka, dibutuhkan waktu 5 menit + klakson mobil 4x + tenaga 2 orang baby sitter + perasaan sebal baby sitter, padahal kalo aku buka sendiri cuma butuh waktu 2 menit dan lebih baik lagi kalo rutin diminyakin cuma butuh waktu 1 menit/minggu.
Disadari atau tidak cerita tentan pintu carportku itu memberikan aku hikmah, aku lupa untuk merawat pintu itu dengan memberinya oli atau minyak goreng secara rutin- padahal ini merupakan pekerjaan yang sangat kecil. Sama seperti nasehat dokter untuk berolah raga agar badan bugar, dan nasehat lebih baik mencegah daripada mengobati. Atau cerita tentang pisau yang awalnya tajam jika digunakan terus menerus tanpa perawatan dan tanpa diasah akhirnya akan terasa tumpul.
Bukankah kesuksesan dicapai oleh orang yang mempunyai kebijakan yang baik, Kebijakan yang baik itu dihasilkan dari karakter yang baik, karakter yang baik dibentuk oleh kebiasaan baik, kebiasaan baik adalah apa hal baik yang kita lakukan setiap harinya.
Bukankah pencapaian sukses besar itu dimulai dari pencapaian sukses-sukses kecil setiap harinya.Memang yang terberat adalah melakukan hal-hal kecil yang baik namun dilakukan dengan rutin dan terus-menerus setiap harinya.
How about you ?
Kamis, 29 Mei 2008
Langganan:
Postingan (Atom)